Welcome In My Blog

Jumat, 20 Mei 2011

MANUSIA DAN HARAPAN


Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yabg mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton
tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gaga
justru sedihlah mereka.

 Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bennacani-macant kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.

Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang
anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman.

Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai 
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil raja, semua diatur!” Itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.

Status 
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dan bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia.

 Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai anti khusus bagi hidupnya. la merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.

Manusia dan Kegelisahan

                                                                                                                                                                       
A. Pengertian kegelisahan  

 Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang beraru tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hari maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasa.

 Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut mukanya lain dari bisasanya misalnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertenty sambil menundukkannya kepadalnya memandang jauuh kedeoan sambil mengeoalkan tangannya duduk termenung sambil memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain lain

 Kegelisahan merupakan salah satu ekspresu dari keemasan karena itu dalam kehidupn sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan kekhawatiran ataupunk ketakutan definisi dapat disebutkan, bahwa seseornng memngalami frustaasu karena aa yang didingainkannya tidak tercapata
 Sigmeund freud ahli psikoanalisa berpendapat bawa ada tiga macam kecemasan yang menimpa mansusia yaitu kecemasan kenyataan (objektif) kecemasan neurotic dan kecemasan moril

a. Kecemasaan Objektif

 Kecematan tentang kenyataaan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bhaya dalam dunia luar bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorangyang mengancam ntuk mencelakaakaknnya pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi takut kalau berada dekat benda benda tertentu atau keadaan tertentu di lingkungannya.

For ex jikaseorang wanita yang pernah trauma dengan kecoa, maka dia akan cenderung takut jika melihat kecoa. Namun ada orang dengan reaksi membalik. Karena ia mendendam maja ua berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagi pelampiasannya. Misalnya seperti ayng ada di Film Forbidden Party, a.k.a Invitation only.

 b. Kecemasan Nerotis (Syaraf)

 Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah. menurut Sugmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam.
 Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri atau takut akan id nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seorang yang gelusan , yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat terjaid.
 c. Kecemasaan Moril
 Kecemasan moril sidebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam macam emosi antara lain: iri, benci dendam dengki dan marah gelisah cinta dan rasa kurnag percaya diri.
 Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang canntik maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan segingga kawan kawannya lebih diniliai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menimbulakan kecemasan moril

 B. Sebab Sebab orng Gelisah

 Sebab sebab orang gelisah pada dasarnya adalah karena takut kehilangan hak nya
 Hal itu adalah akibat dari ancaman, ntah ancaman dari dalam maupun ancaman dari luar.

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

Manusia dan tanggung jawab adalah satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan,dari kehidupan bermasyarakat.mari kata lihat pengertian dari Manusia Dan Tanggung Jawab
Manusia merupakan mahluk individual (pribadi), manusia juga mahluk sosial (berkmasyarakat) dan manusia juga merupakan mahluk pengabdi dalam batasan seorang hamba (religi) artinya adalah manusia itu sendiri sebagai mahluk tuhan. Jika ditinjau dari definisi manusia dari aspek tersebut diatas maka tidak akan terlepas peranan manusia di dunia ini yang mencakup ketiganya secara sederhana namun kompleks. Sehingga dari pernyataan dan definesi tersebutlah dapat disimpulkan bahwa manusia adalah mahluk pembelajar.

Tanggung jawab merupakan aktualisasi dan perwujudan dari sikap sadar seorang yang dikatakan manusia. Jika manusia melakukan suatu hal dengan resiko dan penyelesaian masalahnya dilakukan dalam keadaan tidak sadar, baik sakit atau pengaruh obat – obatan maka tidak dapat dikatakan sebagai si tanggung jawab. Sadar memiliki pengertian tahu, pengertian dan ingat sehingga kesadaran dapat didefinisikan sebagai pengertian dan rasa ingin tahu manusia terhadap hal yang benar baik terhadap sikap dan perbuatannya. Dimana kesadaran manusia sangat berkaitan erat denga hati dan pikiran yang terbuka dan mau menerima sejumlah informasi dan ilmu pengetahuan serta hal – hal yang benar.

Dan bertanggung jawab dalam kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Disini kita bisa lihat suatu cerita tentang, bagaimana manusia dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam kehidupan bersama alam.

Ketika Alam Mulai Enggan

HARI itu keceriaan masih memancar dari wajah Imam Wahyudi, bocah berusia 15 tahun, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Desa Nyabakan Barat, Kecamatan Batang-batang, Sumenep, Jawa Timur. Bersama 15 orang temannya, Imam mencangkul tanah di dekat sebuah bukit kecil. Tanah hasil cangkulan ini rencananya akan mereka bawa untuk meninggikan lapangan volly di desanya. Namun keceriaan itu sirna seketika bersama datangnya longsoran tanah yang tak diduga itu. Imam tertimbun longsoran tanah. Teman-temannya langsung mencari Imam walau hanya mengandalkan cangkul yang mereka bawa. Pencarian selama sejam memang tak sia-sia. Mereka berhasil mendapatkan temannya. Namun sayang, Imam tak bernyawa lagi.

 Kisah Imam Wahyudi sesungguhnya hanyalah satu dari sekian kisah, kejadian, pengalaman bahkan tragedi yang terjadi di negri ini, bukti adanya keretakan hubungan manusia dengan alamnya. Entah sudah berapa nyawa yang hilang akibat banjir, entah sudah berapa rumah yang ambruk akibat longsor. Lihatlah, pemberitaan media akhir-akhir ini tak pernah sepi dari bencana alam. Tentu ada yang melihat ini hanya sebagai gejala alam. Tapi banyak pula yang menyadari bahwa keserakahan manusia dalam mengeksploitasi alam secara berlebihan turut memberi andil yang berarti dalam berbagai peristiwa alam. Maka syair Ebiet G. Ade, Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita, tentu sangat menarik untuk direnungkan.

Sebab sesungguhnya sejarah mencatat bahwa hubungan manusia dengan alamnya begitu romantis. Bahkan nenek moyang kita sangat menyatu dengan alamnya. Demikianlah kebudayaan-kebudayaan bahkan agama-agama manusia sesungguhnya sangat menghormati alam sebagai bagian dari keutuhan hidup.

 Namun waktu berubah, manusia makin serakah dan keharmonisan hubungan manusia-alam itu perlahan pudar. Berbagai peristiwa bencana alam kiranya membuka mata hati kita untuk menyadari bahwa memang alam mulai enggan bersahabat dengan kita. Sekali lagi, keserakahan manusia memainkan peran yang cukup berarti di sini.

 Berbagai penelitian dan data yang ada membuktikan bahwa kondisi alam atau tepatnya kerusakan alam merupakan persoalan serius yang tak bisa dipandang sebelah mata. Sebut saja penelitian terbaru yang dilakukan Universitas Adelaide. Empat negara yakni Brasil, Amerika Serikat, Cina dan Indonesia dinyatakan sebagai negara paling berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan di muka bumi. Ada tujuh indikator yang digunakan untuk mengukur degradasi lingkungan yakni penggundulan hutan, pemakaian pupuk kimia, polusi air, emisi karbon, penangkapan ikan, ancaman spesies tumbuhan dan hewan, dan peralihan lahan hijau menjadi lahan komersial seperti mal, pusat perdagangan dan perkebunan.

 Kiranya hasil penelitian itu tidaklah berlebihan. Sebab data yang dikeluarkan Departemen Kehutanan RI tentang laju deforestasi (kerusakan hutan) periode 2003-2006, cukup memprihatinkan yakni mencapai 1,17 juta hektar pertahun. Dari total luas hutan di Indonesia yang mencapai 180 juta hektar, sebanyak 21 persen atau setara dengan 26 juta hektar telah dijarah total sehingga tidak memiliki tegakan pohon lagi. Artinya 26 jutahektar hutan di Indonesia telah musnah. Selain itu, 25 persen atau setara dengan 48 juta hektar juga mengalami deforestasi dan dalam kondisi rusak akibat bekas area HPH (Hak Penguasaan Hutan). Dari total luas hutan di Indonesia, hanya sekitar 23 persen atau setara dengan 43 juta hektar saja yang masih terbebas dari deforestasi sehingga masih terjaga dan berupa hutan primer.

 Laju deforestasi hutan di Indonesia paling besar di sebabkan oleh kegiatan industri, terutama industri kayu yang telah menyalagunakan HPH yang diberikan sehingga mengarah pada pembabatan liar. Penyebab laju deforestasi lainnya ialah pengalihan fungsi hutan (konversi hutan)menjadi perkebunan. Konversi hutan menjadi area perkebunan (seperti kelapa sawit), telah merusak lebih dari 7 juta hektar hutan sampai akhir 1997.

Disadari atau tidak, deforestasi telah memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kehidupan kita. Penebangan hutan yang mengesampingkan pelestarian mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang pada akhirnya menimbulkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Dampak buruk deforestasi lainnya ialah terancamnya kelestarian satwa dan flora di Indonesia.
 Melirik hasil penelitian dan data-data yang ada sambil melihat pengalaman konkret sebagaimana dialami Imam Wahyudi dan berbagai peristiwa serupa, kiranya tak ada pilihan lain kecuali mengembalikan keharmonisan hubungan kita dengan alam. Dalam hal ini, peran semua pihak tentu dituntut, entah pemerintah, swasta maupun masyarakat luas.

 Pemerintah misalnya, perlu mengembangkan upaya pelestarian sumber daya alam secara berkelanjutan melalui kegiatan konservasi. Penegakan hukum terhadap pelaku penebangan liar (illegal logging) pun penting untuk mencegah kerusakan hutan lebih lanjut. Perusahaan swasta yang mendapat ijin pemerintah hendaknya tidak hanya menjalankan eksploitasi dan menyerahkan regenerasi tanaman pada alam melainkan turut memperhatikan upaya pelestarian alam. Tuntutan yang sama pun tentunya dialamatkan kepada masyarakat luas. Selanjutnya hal-hal kecil seperti tidak membuang sampah di daerah aliran sungai (DAS), tidak mengotori udara dengan asap kendaraan bermotor yang berlebihan, mesti terus ditumbuhkembangkan sebagai sisi lain upaya membangun kembali keharmonisan dengan alam.

 Tentu, alam diperuntukkan bagi manusia. Tapi tanggung jawab manusia atas alam pun kiranya menjadi tuntutan mutlak. Maka membangun pusat perbelanjaan untuk sebuah kemajuan misalnya, tentu baik. Tapi lebih baik lagi jika penebangan hutan dibarengi dengan upaya peremajaan (regenerasi) tanaman. Jika ini sudah menjadi bagian dari kesadaran kita, tentu kisah Imam Wahyudi tak akan terulang begitu saja karena alam telah bersahabat dengan kita sebagaimana kita menghormatinya.

 Jadi saya menyimpulkan dari tema kita ”Manusia dan Tanggung jawabnya”.Saya kira semua manusia yang terlahir di dunia memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Tanggungjawab ini lah yang harus kita emban dengan rasa harus diselesaikan dengan cara seharusnya. Setiap manusia adalah pemilik tanggung jawabnya sendiri, maka dari itu jadilah manusia yang bertanggung jawab!!