Welcome In My Blog
Sabtu, 16 Maret 2013
Karangan
A. Pengertian Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
B. Jenis-Jenis Karangan
1. Narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat kejadian atau peristiwa dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiganya disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berbentuk fiksi maupun fakta. Contohnya yang berisi fakta adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.
Ada yang mengartikan narasi sebagai karangan yang menceritakan tentang suatu kejadian atau pengalaman .
Pola narasi secara sederhana adalah awal—tengah—akhir. Awal narasi biasanya berisi pengantar, yaitu pengenalan suasana tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konflik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya denganpanjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilahkan pmbaca untuk menebaknya sendiri.
Karangan narasi bersifat non ilmiah, artinya tidak formal, dan bahasanya indah untuk menarik perhatian pembaca. Karangan ini bertujuan agar pembaca mengetahui secara runtun suatu peristiwa atau kejadian.
Contoh narasi berisi fakta adalah tentang Ir. Soekarno dibawah ini,
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang
Sedangkan contoh narasi fiksi adalah :
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
Langkah menyusun narasi (fiksi): Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.
www.gunadarma.com
Generalisasi Dan Analogi
GENERALISASI
A.Pengertian Generalisasi
Di dalam buku logika,generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang di selidiki. Sama halnya dalam buku Dasar-dasar Logika yang menyatakan bahwa generalisasi adalah suatu penalaran yang menyimpulkan suatu kesimpulan yang bersifat umum dari premis-premis yang berupa proposisi empiris.Prinsip yang menjadi penalaran generalisasi dapat dirumuskan “seatu yang beberapa kal terjadi dalam kondisi tertentu,dapat di harapkan akan selalu terjadi apabila kondisi yang sama terpenuhi.
Kesimpulan itu hanya suatu harapan,suatu kepercayaan,karena konklusi penalaran induktif tidak mengandung nilai kebenaran yang pasti,akan tetapi hanya suatu probabilitas suatu peluang.Dna hasil penalaran generalisasi induktif itu sendiri juga di sebut generalisasi.Kebanyakan generalisasi didasarkanb pada pemeriksaan atau suatu sample atau conoh dari seluruh golongan yang di selidiki.Oleh karena itu,generalisasi juga biasa disebut induksi tidak sempurna atau tidak lengkap.
Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa generalisasi adalah suatu pernyataan umum yang menyimpulkan sejumlah premis-premis yang sama kondisinya.Contoh generalisasi:
• Almunium jika di panaskan akan memuai
• Besi jika di panaskan akan memuai
• Tembaga jika di panaskan akan memuai
• Nikel jika di panaskan akan memuai
Gneralisasinya,yaitu semua logam jika dipanaskan akan memuai.
B.Macam-Macam Genealisasi
Dari segi kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan,generalisasi di bedakan menjadi dua,yaitu :
1.Generalisasi Sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan yang diselidiki.Contoh :
a) Setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setipa bulan tahun masehi kemudian di simpulkan bahwa :Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31.Dalam penyimpulan ini,keseluruhan fenomena yaitu jumnlah hari stiap nulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.
b) Setelah bertanya pada masing-masing mahasiswa kosma H2 tentang kewarganegaraan mereka,kemudian disimpulkan bahwa :semua mahasiswa komsa H2 adalah warga indonesi.Dalam penyimpulan ini,keseluruhan fenomena yaitu kewarganegaraan masing-masing mahasiswa,kita selidiki yanapa ada yang ketingglan.
Generalisasi sempurna ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diseran.tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.
2.Generalisasi Tidak Sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum di selidiki.
Contoh :
Setelah kita menyelidiki sebagian bangasa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong,kemudian kita simpulkan bahwa mereka adalah manusia yang bergotong-royong,maka penyimpulan ini generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi tidak sempurna ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai tingkat pasti sebagaimana generalisasi sempurna,tetapi corak generalisasi ini jauh lebih praktis dan lebih ekonomis di banding dengan generalisasi sempurna.Karena populernya generalisasi ini oleh para ahli logika disebut sebagai induksi tidak sempurna untuk menyebut bahwa teknik ini paling banyak digunakan dalam penyusunan pengetahuan.
Dari segi sifat yang dimilikinya,induksi tidak sempurna di bagi 2 maca,dalam kekuatan putusan yang ternyata :
a) Dalam ilmu alam (sciences) putusan yang tervapai melalui induksi tidak sempurna ini berlaku umum,mutlak jadi tak ada kecialinya.Hukum alam berlaku dengan pasti.Hukum alam juga disebut berlaku umum-mutlak(dalam lingkungan itu).Hukum kepastian dan kemutlakan ini hanya berlaku dalam bidang alamiah saja.Contoh hokum air mengenai pembekuanya.”air akan membeku jika didinginkan”.Dalam ilmu tidak ragu-ragu untuk meramalkan tentang pembekuan air ini karena bersifat pasti dan mutlak.
Jika ilmu mempunyai obyek yang terjadinya bias kena pengaruh dari manusia yang sedikit banyaknya dapat ikut menetukan kejadian-kejadian yang menjadi pandangan ilmu,maka lain pula halnya.Ilmunay disebut ilmu social serta obyek penyelidikanya mungkin terpengaruh oleh kehendak manusia.Kalau pada prinsipnya hukum alam tidaka ada pengecualianya maka hukum-hukum pada ilmu social ini selalu ada kemungkinan kekecualianya.
Contoh : mahasiswa kosma H2,ada yang suka makan pecel,malahan banyak yang suka makan pecel tetapi jangan segera diambil sebagai putusan umum,bahwa mahasiswa kosma H2 itu semuanya makan pecel.suka tidak suka makan pecel itu sama sekali bukan sifat mutlak manusia dimanapun juga.
Generalisasi juga bias di bedakan dari segi bentuknya ada 2 yaitu: loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif.
1. Loncatan Induktif
Gneralisasi yang bersifat loncatan induktif tetap betolak dari beberapa fakta,namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.Fakta-fakat atau proposisi yang digunakan itu kemudian di anggap sudah mewakili seluruh persoalan yang di ajukan.
Contoh :Bila ahli-ahli filologi eropa berdasarkan pengamatan mengenai bahasa-bahasa ido-german kemudian menarik suatu kesimpulan bahwa di dunia terdapat 3000 bahasa.
2. Tanpa Loncata Induktif
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang di berikan cukup banyak dan meyakinkan,sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.Misalnya,untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya,diperlikan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
C.Generalisasi Ilmiah
Pada dasarnya,generalisasi ilmiah tidak berbeda dengan generalisasasi biasa,baik dalam betuk maupun permasalahannya.Generalisasi dikatakan sebagai penyimpulan karena yang ditemui dalam observasi sebagi suatu yang benar,maka akan benar pula sesuatu yang tidak diobservasi,pada masalah sejenis atau yang terjasi pasa sejumlah kesempatan akan terjadi pula pada kesempatan yang lainbila kondisi yang sama terjadi.
Pada generalisasi ilmiah ada 6 tanda-tanda penting yang harus kita perhatikan ialah :
1) Datanya dikumpulkan dengan observasi yang cermat,dilaksanakan oleh tenaga terdidik serta mengenal baik permasalahanya.Pencatat hasil observasi dilakukan dengan tepat,menyeluruh dan teliti,pengamatan dan hasilnya dibuka kemungkinan adanya cek oleh peneliti terdidik lainya.
2) Adanya penggunaan instrument untuk mengukur dan mendapatkan ketepatan serta menghindari kekeliruan sejauh mungkin.
3) Adanya pengujian,perbandingan seerta klasifikasi fakta.
4) Pernyataan generalisasi jelas,sederhana,menyeluruh di nyatakan dengan term yang padat dan matematik.
5) Observasi atas fakta-fakta eksperimental hasilnya dirumuskan dengan memperhatikan kondisi yang bervariasi misalnya waktu,tempat dan keadaan khusus lainya.
6) Di publikasikan untuk memungkinkan adanya pengujian kembali,kritik,dan pengetesan atas genrasilasai yang dibuat.
Menurut Soekadijo,generalisasi yang baik harus memenuhi 3 syarat antara lain :
1) Generalisasi harus tidak terbatas secara numeric.
Artinya,generalisasi tidak boleh terkait pada jumlah tertentu.kalau dikatakan “semua A adalah B”: maka proposisi itu harus benar,berapapun jumlah A.proposisi itu berlaku untuk setiap dan semua subyek yang memenuhi kondisi A.
Contohnya :Semua perempuan adalah cantik.
2) Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-temporal.
Artinya,tidak boleh terbatas dalam ruang dan waktu.Jadi,harus berlaku Diana saja dan kapan saja.
Contohnya :Semua dosen adalah orang terpelajar.
3) Generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian.
Yang di masud “dasar pengandaian” disini adaah dasara dari yang disebut contary-to fact conditional atau unfulfilled conditionals.
Rumusnya :
Faktanya :x,y dan z itu masig-asing bukan B.
Pengandaiannya :andaikata x,y dan z itu masing-masing sama dengan A atau dengan kata-kata lain,andaikata x,y dan z itu masing-masing memenuhi atau sama kondisinya degan A,maka pastilah x,y dan itu masing-masing sama dengan B.
Contonya :
Fatanya sofan,saiful dan budi itu ukan perepuan.
Geeralisasi :semua yang cantik adalah perempuan.
Pengandaianya :adaikata sofan,saiful dan budi itu cantik maka pastilah sofan,saiful dan budi itu perempuan.
Adapun menurut buku Logika untuk menguji apah generalsasi yang di hasilkan cuup kuat untuk dipercaya dapat kita pergunakan evaluasi sebagai berikut.
1. Apakh sampel yang diguakan secara kuatitatif cukup ewakili.sekain banyak jumlah fenomena yang di gunakan semakin kuat kesimpulanyang di hasilkan,meskipun kita tidak boleh menyatakan bahwa dua kali jumlah fenomenea individualakan menghasilkan dua kali kadar keterpercayaan.
Misalnya :unutk menetukan jenis darah seseorang cuku dengan satu titik darinya.atau untuk menentukan kadar kejernihan air sebuah sungai cukup satu gelas saja.Tetapi sebaliknya,untuk menetukan factor dominant apakah yang menjadi sebab sebuah kejahatan tidak cukup mendasarkan kepada beberapa orang saja.
2. Apakah sampel yang di gunakan cukup bervariasi.Semakin banyak variasi sampel,maka semakin kuat kesimpulan yang di hasilkan.
Misanya :Untuk menetukan kadar minatdan kesadarran berkoprasi sabagai system ekonomi yang diharapkan sebagai bangsa Indonesia,harus di teliti dari berbagai suku bangsa,berbagai pelapisan kehidupan,berbagai pendidikandan berbagai usia.
3. Apakah dalam generalisasi itu diperhitungkan hal-hal yang menyimpang dengan fenomena atau tidak.Kekecualian-kekecuaian harus diperhitungkan juga,terutama jika kekecualian tiu cukup besar julahnya.Dalam hal kekecualian cukup besar tidak di adakan generalisasi.Semakin cermat factor-factor pegecualian dipertimbagkan,semakin kuat kesempatan yang dihasilkan.
Misalnya :bila kekecualian sedikit jumlahnya harus dirumuskan dengan hati-hati,kata-kata seperti :semua,setiap,selalu,tidakpernah,selamanya dan sebagainya harus dihindari.Pemakaian kata :hampir seluruhnya,sebagian besar,kebanyakan harus didasarkan atas pertimbagan rasional yang cermat.
4. Apakah kesimpulan yang di simpulkan konsisten dengan fenomena individual.Kesimpulan yang di rumuskan haruslah merupakan konsekuen logis dari fenomena yang di kumpulkan,tidak boleh memberikan tafsiran menyimpang dari data yang ada.
Misalnya :Penyelidikan tentang fatorpenyebab rendahnya prestasi akademik mahasiswa IAIN .Apabila data individu dari setiap sampel yang diselidiki ditemukan factor-factor lemahnya penguasaan bahhasa asing,miskin literature,kurang berdiskusi serta terlalu banyak jenis mata kulia.Lalu disimpulkan bahwa penyebab rendahnya prestasi itu adalah lemahnya penguasaan bahasa asing,miskin literature ini tidak merupakan konsekuensi logis dari fenomena yang disimpulkan.Semakin banyak factor anaolgi di tinggalkan,semaikn lemah kesimpulan yang di hasilkan.
ANALOGI
Pengertian Analogi
Analogi dalam bahasa Indonesia dalah “kias” (dalam bahasa Arab :qasa:mengukur,membandingkan).berbicara tetang analogi adalah berbicara tentang dua hal yang berlainan,yang satu dengan yang lain.Dalam mengadakan perbandingan orang mencari kesamaan dan perbedaan diantara hal-hal yang di perbandingkan.Kalau lembu di bandingkan dengan kebau,maka keduanya adalah binatangakan,akan tetapi yang satu berbeda dengan yang lain mengenai besarnyawarnanya dan sebagainyaKalau dalam perbandingan itu oaring hanya memperhatiikan persamaannya saja,tanpa melihat perbedaannya maka timbulah analogi,persamaan dua hal yang berbeda.
Analogi disaping fungsi utamanya sebagai cara berargumentasi,sering benar di pakai dalam betuk non argument yaitu penjelas atau dapat dimanfaaatkan sebagai penjelasam atau sebagai dasar penalaran.Sebagai penjelasan biasanya disebut perumpamaan atau persamaan.
Menurut buku Logik karya Mundiri menagatakan analogi kadang-kadang disebut juga analogi induktf yaitu proses penalaran dari suatu fenomena menuju fenomena lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama maka akn terjadi pada fenomena yang lain.
A.Analogi Palsu
Penggunaa analogi dengan baik dan benar akan sangat berguna.Ilmu berkembang berkat pemakaian analogi secara baik dan benar.Namun demikian,banyak pula orang yang memakai analogi palsu dalam penalaran argumentasinya.
.Perhatikan analogi palsu berikut:
1. Mebuat istri bahagia adalah seperti membuat anjing kesayangan bahagia.Belai kepalanya sesering mungkindan beri makan sebanyak mungkin.
2. Hidup ini laksana orang memoir ke warung,begitu kebutuhannya tercukupi aka ia pergi meninggalkannya.
B.Macam-macam analogi.
Analogi dibagi menjadi dua macam
1. Analogi induktif
2. Analogi deklaratif.
1. Analogi Induktif
Analogi induktif adalah analogi yang disusun berdasarkan persamaan principal (mendasar) yang ada pada kedua fenomena,kemudian di cari kesipulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjasi juga pada fenomena kedua.Bentuk argument ini sebagaimana generalisasitidak pernah menghasilkan kebenaran yang mutlak.
Contohnya:Tina adalah seorang tamatan fakultas ekonomi oxford university,ia memberikan prestasi di tempat ia bekerjadengan cara megajukan usulan mengenai pemecahan kesulitan yang dihadapi perusahaanya.Pada waktu penerimaan pegawai baru,directur perusahaan langsung menerima rina karena rina tamatan yang sama dengan tina,maka pastilah ia memiliki kecerdasan yang sama dengan tina.
Pada dasarnya analogi induktif adalah suatu cara menyimpulkan yang menolong kita memafaatkan pengalaman,kita berangkat dari suatu barang yang khusus,yang kita ketahui,menuju barang yang serupa dalam hal pokok.tetapi juga terdapat kekeliruan yang besar,yakni dalam membadingkan bisa jadi tidak memeperhatikan adanya beberapa perbedaan yang petingsehingga dalam praktek hasilnyaberbeda dengan hasl yang dicapai melalui proses pemikiran tersebut.
Guna menguji sah tidaknya persamaan dan kesimpulan semacam itu,pertama-tam harus kita singkirkan hal-hal sekedar bersifat menjelaskan dan memilh hal-hal yang memang merupakan dasar pemikiran.Bilaman yang terdapat hanya persamaan yang dangkal atau sekedar persamaan kebetulan yang terdapat diantara keduanya,dan apabila perbandingan mereka sekedar untuk maksud menjelaskan maka kita tidak dapat membuat suatu kesimpulan.
2. Analogi Dekalratif
Analogi deklaratif disebut juga analogi penjelasyang merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samara,dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh :Ilu pengetauan itu di bangun oleh fakta-fakta sebagaimana rumah itu di bangun oleh batubatu tetapi tidak semua kumpulan pengetahuan itu ilmu,seagaimana tidak semua tumupkan batu adalah rumah.
C.Cara menilai analogi
Sebagaimana generalisasi keterpercayaanya tergantung kepada terpenuhi tidaknya alat-alat ukur yang kita ketahui,maka demikian pula analogi untuk mengukur derajat keterpercayaan sebuah analogi dapat di ketahui dengan alat sebagai berikut.
1. Sedikit banyaknya peristiwa sejenis yang di analogikansemakin besar pula taraf keterpercayaanya.Apabila saya mengirim baju kepada tukang penatu dan ternyata hasilnya tidak memuaskan maka atas dasar analogi saya bisa menyarankan kepada temansaya untuk tidak mengirim pakaian ke tukang penatu tadi.Analogi ini akan menjadi kuat lagi setelah ternyata C,D,E,F dan G juga mengalami hal yang serupa.
2. sedikit banyak aspek-aspek yang menjadi dasar analogi.Contohnya :tentang sepatu yang telah kita beli pada sebuah took.Bahwa sepatu yang baru kita beli tentu akan awet dan terasa enak jika di pakai karena sepatu yang dulu di beli di toko yang sama.Analogi ini lebih kuat lagi diperhitungkan persamaan merk dan bahannya.
3. Mempertimbangkan ada tidaknya unsur yang berbeda pada peristiwa yang dianalogikan.Semakin banyak pertimbangan atas unsure-unsurnya yang berbeda semakin kuat keterpercayaan analoginya.konklusi yang kita abil bahwa ari adalah pendatang baru di universitas X akan menjadi sarjana ulung karena beberapa tamatan dari universitas tersebut juga merupakan sarjana ulung.Analogi ini akan menjadi lebih kuat jka kita mempertimbangkan juga perbedaan yang ada pada para lulusan sebelumnya.
D.Analogi yang menyimpang
Meskipun analogi bukan erupakan corak penalaran yang popular namun tidak semua penalaran analogi erupakan analogi induktif yang benar.Ada masalah yang tidak memenuhi syarat atau tidak bias diterima meskipun sepintas sulit bagi kita menunjukan kekeliruan.Kekeliruan ini terjadi karena membuat persamaan yang tidak tepat.
1. Kekeliruan yang pertama adalah kekeliruan pada analogi induktif.
Comtoh :Saya heran mengapa orang takut berpergian dengan pesawat terbang karena sering terjadi kecelakaan pesawat terbang dan tidak sedikit menelan korban.Bila demikian sebaiknya oran gjangan tidur di tempat tidur karena hapir semua manusia eeui ajalnya di tempat tdur.Disini naik pesawat di takuti karena sering menimbulkan petaka yang menyebabkan maut.Sedang orang tidur karena jarang sekali atau boleh di katakan tidaka pernah ada orang menemui ajalnya karaena kecelakaan tempat tidur melankan karena penyakit yang di idapya.jadi orang menyamakan dua hal yang berbeda.
2. Kekeliruan ke dua adalah pada analogi deklaratif.
Contoh :Negara kita sudah banayk berutang.Dengan pebangunam liam tahun kita harus utang terus menerus dari tahun ke tahun.pembangunan lima tahun ini memaksa rakyat dan bangasa Indonesia nak seperti perahu yang sarat semakin tahun semakin sarat (dengan utang) dan akhirnya tenggelam.Saudara tidak ingin tenggelam dan mati buka?karena itulah kita lebh baik tidak naik kapal sarat itu.Kita tidak perlu melakukan pembangunan.
Disini seorang tidak setuju dengan pembangunan lima tahun yang sedamh di laksanakan dengan analogi yang pincang.Memang Negara kita perlu pinjaman untuk membangun.Pinjaman itu digunakan seproduktif mungkin sehingga dapat eningkatkan deisa Negara.Dengan demikian seterusnya dari tahun ke tahun sehingga peningkatan kesejahteraan rakyat akan tercapai.Pembicara disini hanya menekankan segi utangnya saja,tidak memperhitungkan segi-segi positif dari kebijaksanaan menempuh pinjaman.
E.Analisa kritis
Definisi analogi adalah suatu proses penalaran dengan menggunakan perbandingan dua hala yang berbeda dengan cara melihat persamaan dari dua hal yang perbandingan tersebut sehingga dapat di gunakan untuk memperjelas suatu konsep.Namun demikian banyak pula orang yang memakai analogi yag ngawur dalam penalaran atau argumentasinya.Analogi ngawur adalah suatu bentuk perbandingan yang mencoba ebuat suatu ide atau gagasan lain yang sesungguhnya tidak mempunyai hubungan dengan ide atau gagasan yang pertama tadi.
Misalnya apabila seorang menyamakan kepala Negara dengan kepala manusia di potong maka akan matilah mansia tersebut dan sebaliknya jika Negara itu dibunuh maka akan hacurkah Negara tersebut.Jelas contoh tersebut analogi yang ngawur karena dengan adanya sedikit pembahasan asalah ini aka di harapkan agar orang-orang yang memakai analogi ngawur itu bias mengetahui anaogi arti analogi sebenarnya dan bias menggunakan anaogi dengan baik dan benar karena kita manusia yang berakal dan harus memanfaatkan agar kita menjadi orang yang cakap piker.Penggunaan analogi dengan baik dan benar akan sangat berguna.Ilmu berkembang berkat pemakaian analogi secara baik dan benar.
www.gunadarma.com
silogisme
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Silogisme terdiri dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme Disyungtif.
a. Silogisme Katagorik
Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor)
……………….M……………..P
Akasia adalah Tanaman (premis minor)
….S……………………..M
Akasia membutuhkan air (konklusi)
….S……………..P
(S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)
- Hukum-hukum Silogisme Katagorik
Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus parti¬kular juga, seperti:
Semua yang halal dimakan menyehatkan
Sebagian makanan tidak menyehatkan,
Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan
(Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halal
dimakan).
Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:
Semua korupsi tidak disenangi.
Sebagian pejabat adalah korupsi, jadi
Sebagian pejabat tidak disenangi.
(Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)
Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan.
Beberapa politikus tidak jujur.
Banyak cendekiawan adalah politikus, jadi:
Banyak cendekiawan tidak jujur.
Jadi: Beberapa pedagang adalah kikir. Kesimpulan yang diturunkan
dari premis partikular tidak pernah menghasilkan kebenaran yang pasti, oleh karena itu kesimpulan seperti:
Sebagian besar pelaut dapat menganyam tali secara bai
Hasan adalah pelaut, jadi:
Kemungkinan besar Hasan dapat menganyam tali secara baik
adalah tidak sah.
Sembilan puluh persen pedagang pasar Johar juju Kumar adalah pedagang pasar Johar, jadi: Sembilan puluh persen Kumar adalah jujur
1) Dari dua premis yang sama-sama negatit, lidak men kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantai ya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah.
Kerbau bukan bunga mawar.
Kucing bukan bunga mawar.
….. (Tidak ada kesimpulan) Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukk Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunju Jadi: Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah)
2) Paling tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak ten menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:
Semua ikan berdarah dingin.
Binatang ini berdarah dingin
Jadi: Binatang ini adalah ikan.
(Padahal bisa juga binatang melata)
3) Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan lenjadi salah, seperti
Kerbau adalah binatang.
Kambing bukan kerbau.
Jadi: Kambing bukan binatang.
(‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedang-
kan pada premis adalah positif)
4) Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis layor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna mda kesimpulan menjadi lain, seperti:
Bulan itu bersinar di langit.
Januari adalah bulan.
Jadi: Januari bersinar di langit.
(Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu
yang panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayor
berarti planet yang mengelilingi bumi).
5) Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, preidkat, dan term menengah ( middle term ), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan komklsinya.
- Absah dan Benar
Dalam membicarakan silogisme mengenal dua istilah yaitu absah dan benar.
Absah (valid) berkaitan dengan prosedur penyimpi apakah pengambilan konklusi sesuai dengan patokan atau tidak. Dikatakan valid apabila sesuai dengan patokan di atas dan dan tidak valid bila sebaliknya.
Benar berkaitan dengan proposisi dalam silogisme itu, 2 didukung atau sesuai dengan fakta atau tidak. Bila sesuai fakta, proposisi itu benar, bila tidak ia salah.
Keabsahan dan kebenaran dalam silogisme merupakan satuan yang tidak bisa dipisahkan, untuk mendapatkan yang sah dan benar. Hanya konklusi dari premis yang benar prosedur yang sah konklusi itu dapat diakui. Mengapa demikian Karena bisa terjadi: dari premis salah dan prosedur valid menghasilkan konklusi yang benar, demikian juga dari premis salah dan prosedur invalid dihasilkan konklusi benar.
Variasi-variasinya adalah sebagai berikut:
1. Prosedur valid, premis salah dan konklusi benar.
Semua yang baik itu haram. (salah)
Semua yang memabukkan itu baik. (salah)
Jadi: Semua yang memabukkan itu haram. (benar)
2. Prosedur invalid (tak sah) premis benar konklusi salah
Plato adalah filosof. (benar)
Aristoteles bukan Plato. (benar)
Jadi: Aristoteles bukan filosof (salah)
3. Prosedur invalid, premis salah konklusi benar.
Sebagian politikus adalah tetumbuhan. (salah)
Sebagian manusia adalah tetumbuhan. (salah)
Jadi: Sebagian manusia adalah politikus (benar)
4. Prosedur valid premis salah dan konklusi salah.
Semua yang keras tidak berguna. (salah)
Adonan roti adalah keras. (salah)
Jadi: Adonan roti tidak berguna (salah)
b. Silogisme Hipotetik
Silogisme Hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
1. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan, saya naik becak.
Sekarang hujan.
Jadi saya naik becak.
2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti:
Bila hujan, bumi akan basah.
Sekarang bumi telah basah.
Jadi hujan telah turun.
3. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka
kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik
Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan ‘kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen .engan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah:
1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan
berikut:
Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi
Nah, peperangan terjadi.
Jadi harga bahan makanan membubung tinggi.( benar = terlaksana)
Benar karena mempunyai hubungan yang diakui kebenarannya
Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi
Nah, peperangan terjadi.
Jadi harga bahan makanan tidak membubung tinggi (tidak sah = salah)
Tidak sah karena kenaikan harga bahan makanan bisa disebabkan oleh sebab atau faktor lain.
c. Silogisme Disyungtif
Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.
Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti
sempit dan silogisme disyungtif dalam arti luas. Silogisme disyungtif
dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif,
seperti:
la lulus atau tidak lulus.
Ternyata ia lulus, jadi
la bukan tidak lulus.
Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti:
Hasan di rumah atau di pasar.
Ternyata tidak di rumah.
Jadi di pasar.
Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti iuas mempunyai dua tipe yaitu:
1) Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusi-nya adalah mengakui alternatif yang lain, seperti:
la berada di luar atau di dalam.
Ternyata tidak berada di luar.
Jadi ia berada di dalam.
Ia berada di luar atau di dalam.
temyata tidak berada di dalam.
Jadi ia berada di luar.
2) Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain, seperti:
Budi di masjid atau di sekolah.
la berada di masjid.
Jadi ia tidak berada di sekolah.
Budi di masjid atau di sekolah.
la berada di sekolah.
Jadi ia tidak berada di masjid.
Hukum-hukum Silogisme Disyungtif
1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti :
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata berbaju putih.
Jadi ia bukan tidak berbaju putih.
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata ia tidak berbaju putih.
Jadi ia berbaju non-putih.
2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:
a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar), seperti:
Budi menjadi guru atau pelaut.
la adalah guru.
Jadi bukan pelaut
Budi menjadi guru atau pelaut.
la adalah pelaut.
Jadi bukan guru
b. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah), seperti:
Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.
Ternyata tidak lari ke Yogya.
Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
Budi menjadi guru atau pelaut.
Ternyata ia bukan pelaut.
Jadi ia guru. (Bisa j’adi ia seorang pedagang)
www.gunadarma.com
Penalaran serta komponennya
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Macam-macam Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :
1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum (Smart,1972:64). Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.(Suriasumantri, 1985:46). Inilah alasan eratnya kaitan antara logika induktif dengan istilah generalisasi.
s
Contoh :
-Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
-Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
kesimpulan —> Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif dibidani oleh filosof Yunani Aristoteles merupakan penalaran yang beralur dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum menuju pada penyimpulan yang bersifat khusus. Sang Bagawan Aristoteles (Van Dalen:6) menyatakan bahwa penalaran deduktif adalah, ”A discourse in wich certain things being posited, something else than what is posited necessarily follows from them”. pola penalaran ini dikenal dengan pola silogisme. Pada penalaran deduktif menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Dalam penalaran ini tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk penarikan kesimpulan tidak langsung dari dua premis.
Contoh :
-Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
-DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
kesimpulan —> semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
- Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
- Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
www.gunadarma.com
Wawancara bersama orang dibidang tertentu
Sewaktu saya SMA saya pernah wawancara dengan Psikologi dan disitu saya bertanya-tanya dengan beliau tentang arti dari Psikologi itu sendiri dan mengenai sejarahnya juga djelaskan oleh beliau,dan mungkin ini sekilas kesimpulan dari apa saya pertanyakan tkepada beliau.
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia.Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno (PsychÄ“ yang berarti jiwa) dan (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa dan sejarahnya itu sendiri adalah seperti ini,mari kita simak sesaat ya teman-temannnn …..
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno, sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya di tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu filosofi yang diprakarsai sejak jaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa.Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Dan akhirnya pun saya bertanya tentang apa saja metode yang digunakan didalam psikologi itu dan dijalskan secara detail juga pengertiannya ?? dan ini dia teman-teman jawabannya ……
1. Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen.Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi objek. Tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang - orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya subjek penelitian maka hasil yang didapatkan akan lebih objektiv
2. Observasi Ilmiah
Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
3. Sejarah Kehidupan (metode biografi)
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.Dalam metode ini orang menguraikan tentang keadaaa, sikap - sikap ataupun sifat lain mengenai orang yang bersangkutan. Pada metode ini disamping mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang metode ini bersifat subjektif
4. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.Baik angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi berbeda dalam cara penyajiannya. Keuntungan interview dibandingkan dengan angket yaitu:
1. Pada interview apabila terdapat hal yang kurang jelas maka dapat diperjelas
2. interviwer(penanya) dapat menyesuaikan dengan suasana hati interviwee ( responden yang ditanyai)
3. Terdapat interaksi langsung berupa face to facesehingga diharapkan dapat membina hubungan yang baik saat proses interview dilakukan.
5. Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.
6. Pemeriksaan Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu
7. Metode Analisis Karya
Dilakukan dengan cara menganalisis hasil karya seperti gambar - gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang
8. Metode Statistik
Umumnya digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan penganalisaan terhadap hasil; yang telah didapat
www.gunadarma.com
Sabtu, 09 Maret 2013
Pengalaman Hidup
Buat kamu yang suka banget memacu adrelin pasti udah akrab sama Roller Coaster atau Hysteria ??..yaa walaupun wahana ini memang suka bikin copot jantung,bikin orang teriak histeris bahkan sampai bikin orang kapok buat naik lagi,yaa seperti saya contohnya,setelah naik Hysteria keluarlah air mata hehehe..
Ide buat bikin Roller Coaster muncul pertama kali pada saat musim dingin dengan memakai kereta luncur di atas bukit es di daerah st. Petersburg, Rusia.Baru pada tanggal 20 Januari 1885, Roller Coaster yang banyak banget jenis Roller Coaster ada yang dibikin empat dimensi bahkan ada juga yang dibikin ala ekspedisi Mount Everest ckckckc…..
Tapi dari berbagai jenis roller coaster itu ada satu kesamaan yaitu trek yang menantang.Ada yang sengaja dibikin tinggi,spiral,curam atau menukik tajam.Bukan roller coaster namanya kalo treknya cuma lurus-lurus aja ? Gitu juga dengan hidup kita.Ada kalanya hidup kita naik drastic,namun suatu ketika kita diijinkan menukik tajam ke bawah trus naik lagi,begitu seterusnya.It’s like a roller coaster,isn’t it ?
Ada yang bilang “Kenapa sih hidup gak lurus-lurus aja,bukankah semuahnya akan lebih enak kalo gak ada masalah”.Teman-teman,menurut kalian roller coaster mana yang lebih mengesankan,yang lurus-lurus aja atau yang berkelok-kelok ? tentu yang berkelok-kelok dong malah semakin ekstrim akan semakin berkesan jika kita mengijinkan Tuhan membawa kita melalui berbagai macam pengalaman.Akan banyak hal yang tidak terlupakan dan berharga buat kita bagikan ke orang lain.Ada rasa puas yang lebih ketika kita sudah melalui banyak hal bersama Tuhan.
Jadi,jangan mau life coaster yang biasa-biasa saja.Hidup yang standard memang terlihat lebih mudah,namun belum tentu mengasyikan lho.Kalo kamu bisa naik,kenapa harus tinggal di level standard ? ayooooo bangkit..bangkit..bangkit…Alami pengalaman dan petualangan yang seru bersama Tuhan.Maka kamu akan mengenalNya lebih lagi dan dijamin semakin bangga punya Bapa yang keren banget seperti Dia.Inget kalo hidup tidak selamanya lurus-lurus saja.
www.gunadarma.com
DEFINISI PENALARAN
Tugas softskill yang pertama ini mengenai definisi penalaran. Terdapat beberapa pengertian tentang penalaran ini, yakni definisi penalaran secara umum, berdasarkan kamus lengkap bahasa Indonesia dan pengertian menurut beberapa ahli. Berikut adalah beberapa definisi penalaran menurut berbagai sumber.
Definisi penalaran secara umum
Secara sederhana penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya. Contoh sederhana dari penalaran:
makhluk hidup 1 membutuhkan udara untuk dapat hidup
makhluk hidup 2 membutuhkan udara untuk dapat hidup
makhluk hidup 3 membutuhkan udara untuk dapat hidup
Kesimpulan yang dapat diambil: semua makhluk hidup membutuhkan udara untuk dapat hidup.
Berdasarkan contoh di atas, dapat dikatakan bahwa penalaran adalah gerak pikiran dari proposisi 1 dan proposisi seterusnya (jika pada contoh di atas, maka terdapat 3 proposisi), sampai proposisi terakhir (kesimpulan). Jadi, penalaran merupakan suatu proses pikiran, yaitu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan yang empirik (pengamatan yang diperoleh melalui setiap pengalaman) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian, dan didapat berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, kemudian orang akan menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya belum diketahui.
www.gunadarma.com
Langganan:
Postingan (Atom)