Welcome In My Blog

Senin, 31 Oktober 2011

Konflik Dalam Suatu Organisasi

Rasanya tidak etis lagi konflik diciptakan untuk mencapai tujuan , sebab tujuan yang dicapai melalui managemen konflik pasti hanya berorientasi untuk kepentingan individu atau golongan saja. Namun, tidak dapat dicegah lagi bahwa konflik dalam suatu organisasi pasti terjadi. Seorang manager dan setiap individu dalam organisasi harus sadar dan memahami bahwa konflik yang sering terjadi di dalam organisasi merupakan sesuatu yang alami. Mengapa? Karena organisasi mempunyai tugas yang sangat komplek dan uraian tugas didistribusikan kepada setiap unit organisasi selalu bersinggungan. Selain itu, memang organisasi terdiri atas individu-indivudu yang masing-masing memiliki sikap dan kepribadian yang unik yang tidak mudah untuk dipertemukan. Jadi tidak mengherankan apabila konflik dikatakan sebagai bagian dari kehidupan berorganisasi. Atas dasar itu, suatu tindakan untuk mengelola konflik sebenarnya sudah dapat dipersiapkan agar konflik yang terjadi tidak berlebihan dan tidak menimbulkan dampak buruk terhadap kinerja dan produktivitas organisasi. Uraian tugas dari setiap organisasi umumnya bersinggungan satu dengan yang lain. Hal ini dapat dipahami karena organisasi merupakan suatu sistem. Dalam suatu sistem antar unit saling berinteraksi dalam proses transformasi dari input ke output pekerjaan. Dengan demikian, sesungguhnya tujuan organisasi hanya dapat dicapai dengan baik apabila setiap unit mampu mengembangkan kerjasama. Koordinasi yang mantab harus diciptakan, ”apa” yang harus dikoordinasikan kepada ”siapa” juga harus jelas. Untuk meningkatkan kinerja setiap unit, manager dituntut untuk menciptakan suatu tatanan yang memungkinkan setiap unit mampu dan mau mengerahkan segala daya yang dimiliki untuk mencapai kinerja yang tinggi. Dalam koordinasi terjadi hubungan, baik hubungan antar unit maupun antar individu, yang potensial untuk menimbulkan konflik. Sampai sejauh mana batasan suatu pekerjaan boleh diselesaikan atau harus diselesaikan oleh unit kerja yang satu, untuk kemudian ditransfer ke unit yang lain, perlu dipahami bersama. Hal ini penting karena mengandung implikasi dalam penggunaan dana yang terkait dengan penyelesaian suatu pekerjaan. Demikian juga perlu dipahami bersama, kapan suatu pekerjaan harus diselesaikan agar tidak terjadi penghambatan pekerjaan di pihak unit yang lain. Tidak jarang terjadi, suatu pekerjaan yang diselesaikan oleh unit tertentu menimbulkan ketidakpuasan di pihak unit organisasi yang lain. Setiap individu memiliki sikap dan kepribadian yang berbeda. Sikap dan kepribadian ini akan menentukan derajat timbulnya konflik dalam organisasi. Suatu organisasi yang dihuni oleh individu yang tidak memahami tujuan organisasi, individu yang temperamental, individu yang self oriented, dan lain sebagainya lebih mudah memunculkan konflik. Harus dipahami bahwa setiap individu memiliki persepsi yang berbeda terhadap tujuan organisasi. Individu juga memiliki tujuan dan harapan yang berbeda. Sulit untuk menempatkan tujuan individu dalam kerangka tujuan organisasi. Demikian juga, sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya apabila tujuan individu tidak dapat terpenuhi melalui pencapaian tujuan organisasi. Lantas, bagaimana melakukan solusi atau setidaknya meminimalisasi agar konflik yang terjadi secara alami dalam organisasi dapat diatasi dan tidak menimbulkan dampak buruk yang berkepanjangan. Terdapat beberapa tindakan termasuk, antara lain, berikan pemahaman bahwa tidak semua konflik buruk dan bangun komunikasi yang efektif. Tidak semua konflik buruk. Ini bukan berarti bahwa kita boleh menciptakan konflik. Konflik alami yang muncul harus dilihat sebagai indikasi bahwa dalam menjalankan roda organisasi masih terdapat kelemahan. Munculnya konflik juga pertanda bahwa organisasi sedang mengalami counrtsletting yang tentu saja harus segera diperbaiki. Melalui proses learning to learning organisasi akan menjadi lebih dewasa. Tujuan organiasasi dapat dicapai dengan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terlibat. Kerjasama yang baik menuntut adanya komunikasi yang efektif. Untuk hal ini harus jelas dan perlu disetujui baik secara formal maupun informal, mengenai isu apa yang perlu dikomunikasikan, siapa yang memiliki informasi, kepada siapa hal tersebut dikomunikasikan, dan bagaimana mengkomunikasikannya. Hal-hal ini harus dipahami dan disetujui oleh individu dalam organisasi. Kemudian, tinjaulah apakah cara-cara komunikasi yang telah dilakukan efektif atau tidak. Upaya perbaikan dilakukan melalui pertemuan secara periodik, mingguan atau bulanan. Lakukanlah pertemuan dengan baik. Perlu didiskusikan konflik apa dan di bagian mana sering terjadi konflik atau rawan konflik, untuk kemudian dapat dipersiapkan langkah-langkah antisipasi jika konflik tersebut benar-benar muncul.

Rabu, 26 Oktober 2011

Tipe - tipe dan Bentuk - bentuk dalam Struktur Organisasi

A. Tipe-tipe organisasi Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namun dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.Organisasi di bagi menjadi 2 bagian,yaitu: 1. Organisasi Formal Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9). 2. Organisasi informal Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks: Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu. Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya. * Organisasi berdasarkan sasaran pokok mereka * Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka kriteria-kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J Winardi adalah: Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis. Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu. Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations) Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations) Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations) Organisasi-organisasi sosial (social organizations) B.Macam-macam Bentuk Ada tiga macam bentuk organisasi dalam suatu perusahaan, yakni; organisasi garis / lini, organisasi garis dan staff, organisasi staff dan fungsional. Dimana ketiga bentuk organisasi ini memiliki perbedaan kelebihan dan kekurangan dalam proses kerja dan sistem-nya. 1. Organisasi garis Suatu organisasi yang dimana jumlah karyawannya masih sedikit dan belum memiliki keahlian yang tinggi, dimiliki oleh suatu perusahaan yang masih kecil. Perusahaan ini memiliki organisasi garis. Dimana dalam organisasi ini mampu menimbulkan rasa solidaritas yang tinggi antar karyawannya. Karena didukung faktor minim-nya jumlah karyawan yang dimiliki. Dalam perusahaan ini proses pengambilan keputusan dilakukan hanya satu orang. Tanpa adanya proses perundingan atau negosiasi terlebih dahulu dengan karyawan yang lainnya. Dengan hanya memiliki satu pemimpin dapat menimbulkan sikap kepemimpinan yang meninggi terhadap bawahannya. 2. organisasi garis dan staff organisasi dimana dibutuhkan adanya staff atau karyawan dalam proses penanganan dalam perusahaan yang bersangkutan. Organisasi ini dibutuhkan pada perusahaan yang besar karena memiliki bidang tenaga kerja yang banyak. Kelebihannya adalah pengambilan kepurusan dapat diambil dengan tepat karena adanya perumusan dari manajemen yang ahli dalam bidangnya. Kelemahan dari organisasi ini adalah rasa solidaritas antar bawahan sulit terjalin dengan baik (tidak saling kenal) karena banyaknya karyawan dan kesibukkan yang melanda. 3. Organisasi staff dan fungsional Penyatuan dari organisasi staff dan fungsional, dalam organisasi ini dapat dilakukan perumusan tujuan yang jelas untuk menangani masalah dalam perusahaan. Pembagian kerja yang profesional berdasarkan bidangnya. * Struktur organisasi * • Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi adalah seberapa jauh kebutuhan untuk melakukan diferensiasi dan integrasi. • Diferensiasi dibedakan menjadi: – Horisontal (pembagian kerja didasarkan pada spesialisasi) – Vertikal (pembagian kerja didasarkan pada hirarkhi, otoritas, atau rantai komando). – Spasial (pembagian pekerjaan didasarkan pada wilayah geografis).

Selasa, 18 Oktober 2011

Jadilah Seorang Pemenang Bukan Seorang Pecundang

Orang-orang yang tergolong sukses tidak mendapatkan kesuksesan mereka dengan mudah.Mereka bersusah payah berusaha,bahkan dengan sangat keras.Bagi mereka hanya ada dua pilihan, mengejar kesuksesan atau membiarkan begitu saja kehidupan menghampiri apa adanya.Mana yang Anda pilih? Apakah Anda akan menerima begitu saja apapun yang akan datang kepada Anda,atau apakah Anda hendak membangun kesuksesan dengan segala potensi Anda? Jangan pernah biarkan berbagai hal terjadi begitu saja pada Anda.Kendalikan dan arahkan masa depan Anda.Ubahlah hidup dan masa depan Anda,dengan cara mengubah pola pikir Anda. Seoarang pemenang tak pernah puas dengan kondisinya sekarang,ia akan berusaha untuk merubah dan memperbaiki.Sebaliknya seorng pecundang membiarkan kehidupan berlalu begitu saja.Pecundang tak mau merubah keadaan. Namun jangan pernah berpikir Anda seorng pecundang jika Anda belum berhasil melakukan sesuatu atau merubah keadaan.Maksud dari semula itu adalah bahwa Anda membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk meraih cita-cita Anda.Yang dibutuhkan adalah kesabaran dan keuletan,dan yakinlah Anda telah dekat pada kesuksesan. Bagi seorang pecundang kesulitan adalah penghalang menuju kesuksesan.Tapi bagi sang Juara merupakan batu loncatan untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi menuju kesuksesan.Bila Anda menghindari pekerjaan karena Anda hanya bisa mengerjakan yang kecil-kecil,sadarilah bahwa semuah rahasia besar harus dimulai dari yang kecil-kecil. Jadi awal kesuksesan ditandai dengan berhasilnya Anda lolos dari kesulitan.

Our Testimony

Here's our duty friends, Tuhan menugaskan kita sebagai kawan sekerja-Nya,Ia memberi kita kuasa untuk mengalahkan si Iblis,karena semua yang lahir dari Tuhan pasti mengalahkan dunia.We're God's agent.Selaen darah Anak Domba,perkataan kesaksian kitalah yang menghancurkan kebohongan si saksi dusta itu. Para pahlawan iman sejak zaman Alkitab hingga hari ini terus melebarkan pekerjaan Tuhan dengan kesaksian perkataan mereka yang diaplikasikan dalam hidup.See,kita menghadapi tipu daya Iblis dengan cara yang sama.,So,keep sharing testimony about our God! Gimana sii caranya menjaga hubungan,baik bisnis,persahabatan,keluarga dan percintaan agar bertahan lebih lama.Gak perlu mikirin 250 jurus untuk hal itu,Guys.Kata kuncinya cuma satu.CARE.Yes,CARE adalah singkatan dari Candid,Attentive,Respect,Empathy. Candid.Dalam menjalin hubungan pasti memerlukan rasa saling percaya dan siap memberi bantuan donk.Nah,lakukan semuanya dengan tulus hati.Waktu kita kasih perhatian dan waktu berjam-jam buat dengerin curhat ortu,teman,or pacar kita,kita harus melakukannya dengan tulus bukan terpaksa atau karena ngarepin imbalan.Pokoknya segala sesuatu yang dikerjain dengan tulus dan ikhlas hasilnya pasti baik.Gak percaya?Coba aja sendiri. Attentive.Sebuah hubungan akan bertahan lama bila kita selalu inget sama orang itu.Gimana caranya? Simple,kita bisa kasih atensi berupa sapaan waktu ketemu di sekolah or kampus.Percaya de,sapaan dan senyum tulus kita sangat berarti buat mereka.Selain itu kita bisa kasih ucapan selamat,baik selamat ulang tahun, selamat karna teman kita dapat ranking satu,selamat karena dia baru aja jadian,dan masih banyak yang lainnnya lagi.Ucapan selamat kita pasti kasih semangat dan sukacita yang lebih buat teman-teman kita.

3 Organisasi dengan Pengertia,Tujuan,dan Manfaat yang berbeda-beda

1. Organisasi Siswa Intra Sekolah Dalam upaya mengenal, memahami dan mengelola Organisasi Intra Sekolah (OSIS) perlupenjelasan mengenai pengertian dan peranan tentang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).Dengan pengertian dan peranan yang jelas akan membantu para Pembina, pengurus danperwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS ini sesuai dengan fungsinya. Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan OSIS dalam rangka pembinaan kesiswaan. Sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan, peranan OSIS adalah: 1. Sebagai Wadah Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa diSekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuanpembinaan kesiswaan. Oleh sebab itu OSIS dalam mewujudkan fungsinya sebagai wadah.Wahana harus selalu bersama-sama dengan jalur lain, yaitu latihan kepemimpinan,ekstrakurikuler, dan wawasan wiyatamandala. Tanpa seling berkerjasama dari berbagai jalur,peranan OSIS sebagai wadah tidak akan berfungsi lagi. 2.Sebagai Penggerak / Motivator Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan, semangat para siswauntuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS akan tampilsebagai penggerak apabila para pembina, pengurus mampu membawa OSIS selalu dapatmenyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi perubahan,memiliki daya tangkal terhadap acanaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yangpaling penting memberikan kepuasan kepada anggota. Dengan bahasa manajemen OSISmampu memainkan fungsi intelektual, yaitu mampu meningkatkan keberadaan OSIS baiksecara internal maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi demikian sekaligus OSISberhasil menampilkan peranannya sebagai motivator. 3.Peranan yang bersifat preventif Apabila peran yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakansumber daya yang ada secara eksternal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan,seperti : menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengandemikian secara preventif OSIS berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala ancamanyang datang dari dalam maupun dari luar. Peranan Preventif OSIS akan terwujud apabilaperanan OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan. Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air. 3. Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur. 4. Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan. 5. Meningkatkan ketrampilan, kemandirian dan percaya diri. 6. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani. 7. Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni. 2. ORGANISASI PRAMUKA Gerakan Praja Muda Karana adalah organisasi kepemudaan yang berorientasi kepada pengabdian kepada Negara. Tujuan dari Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya untuk menjadi generasi muda Indonesia yang baik. Adalah sebuah kewajiban bagi sebuah organisasi untuk mempunyai tujuan. Tanpa tujuan dan maksud, maka organisasi tersebut tidak akan mempunyai determinasi untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan dan cita-cita. Namun, pada dasarnya tujuan dari setiap organisasi berbeda. Disesuaikan dengan ideologi dan kepentingan dari organisasi yang menaunginya. Apapun tujuannya, organisasi mengembangkan pemikiran-pemikiran dari anggotanya yang pada akhirya menjadi kerangka maksud dan tujuan organisasi. Dalam kehidupan berorganisasi, selalu ada dinamisasi, contohnya adalah konflik. Para peneliti dan para Teoris Konflik mencari penyebab potensial dari persinggungan yang ada di dalam organisasi, ataupun antar organisasi. Perspektif yang akan dipakai untuk membahas alasan perumusan tujuan berdirinya Gerakan Pramuka. Kehadiran Gerakan Pramuka sebenarnya mempunyai banyak arti dan manfaat. Gerakan Pramuka didirikan bukan semata-mata pelarangan atas banyaknya Organisasi kepanduan yang ada di Indonesia, atau suatu wadah yang disediakan pemerintah karena alasan tersebut. Namun lebih dari itu, Gerakan Pramuka dibentuk karena adanya kesepakatan inisiatif antar gerakan-gerakan kepanduan yang ada di Indonesia pada saat itu. Dan esensi dari tujuan gerakan Pramuka adalah menyatukan keping persatuan yang tercerai-berai. Menjadi tonggak awal eksistensi Organisasi Kepanduan yang terintegrasi secara sistem dan konsep. Menjelma menjadi sebuah cermin perjuangan bangsa Indonesia. Dalam konteks kekuatan keanggotaan dan intensitas keikutsertaanya, Gerakan Pramuka mempunyai anggota yang memiliki loyalitas tinggi, karena pada hakikatnya mereka diikat oleh janji Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka yang mempunyai efek mengikat kuat dan menanamkan nilai-nilai kesetiaan yang dalam kepada anggotanya. Dalam konteks keorganisasian, Gerakan Pramuka termasuk jenis organisasi normatif. Karena Organisasi jenis ini bertujuan untuk membantu moral suatu masyarakat dan memberikan manfaat yang nyata. Seperti dinyatakan dalam pembukaan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, Bahwa kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga kelangsungan bangsa dan negara mempunyai kewajiban melanjutkan perjuangan bersama-sama orang dewasa berdasarkan kemitraan yang bertanggung jawab. Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan nasional, dibentuk karena dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan asas Pancasila, Gerakan Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan, dengan sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda, mewujudkan masyarakat madani, dan melestarikan keutuhan: - negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika - ideologi Pancasila; - kehidupan rakyat yang rukun dan damai; - lingkungan hidup di bumi nusantara. Tujuan dari suatu Organisasi adalah untuk menetapkan rencana pencapaian dari apa yang diinginkan. Biasanya dipengaruhi oleh banyak faktor. Kepentingan, mimpi, hasrat, kebutuhan akan kesempurnaan, dan kesamaan seluruh tujuan tersebut menjadi alasan yang menguatkan suatu Organisasi berdiri. Namun, tujuan dari suatu Organisasi juga dapat dirumuskan dan dijadikan dasar pembentukan karena konflik, pengalaman, peristiwa yang mendasari sebuah Organisasi lahir. Fungsi konflik adalah sebagai pemicu kreativitas, pemberi tekanan pada situasi yang terjadi, dan sebagai pembuka pikiran bagi orang-orang yang ingin keluar dari konflik yang ditimbulkannya sendiri. 3. Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Gunadarma Sebuah organisasi yang terbentuk berdasarkan gagasan mahasiswa teknik industri yang memppunyai satu visi dan satu misi. Berjalannya waktu dari tahun ke tahun himpunan mengalami kemajuan yang sedikit. Berdasarkan sejarah dari tahun 2006-2011 ini himpunan mengalami transpormasi mulai dari bergantinya kedudukan ketua jurusan dari Dr.Ir. Sudaryanto, MSC kepada Dr.Ir.Rakhma Oktavina,MT. Serta bergantinya kepemimpinan dari ketua himpunan Madnur dan wakil ketua Qolb pada periode 2006-2007, 2007-2008 kepada Zaenal A dan Gunarto pada periode 2008-2009 , 2009 – 2010 dan ketua himpunan saat ini berserta wakil himpunan adalah Fadjar Soedjarwo dan I Made Yudha Prabawa pada periode 2010 KILAS BERITA: Ikatan mahasiswa teknik industri (IMTI) merupakan organisasi gabungan dari beberapa himpunan teknik industri. Bergantinya tahun maka dibutuhkan regenerasi, maka himpunan ingin memperkenalkan calon tunggal bernama Ba’da Jum’at Ramadhan sebagai wakil dari himpunan. KILAS BERITA: Pengumpulan dana untuk sumbangan bencana alam yang terjadi di Mentawai, Merapi dan Wasior telah disalurkan melalui peduli rekening TV One dengan jumlah sebesar Rp1.840.000 pada tanggal 30 November 2010. • * VISI DAN MISI HIMPUNAN TEKNIK INDUSTRI GUNADARMA Visi HMTI: - HMTI ikut berperan aktif dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan akademis seluruh Mahasiswa Teknik Industri Universitas Gunadarma. - HMTI menjadi wadah aspirasi dan media komunikasi seluruh Mahasiswa Teknik Industri Universitas Gunadarma. -HMTI menjadi wadah pengembangan diri seluruh Mahasiswa Teknik Industri Universitas Gunadarma, sehingga dapat berguna dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Misi HMTI: -HMTI menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan IPTEK dan akademik. -HMTI menciptakan dan menjalin beberapa network sebagai tempat penyampaian aspirasi dan komunikasi. -HMTI menyelenggarakan secara mandiri maupun bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam kegiatan-kegiatan sosial.

Rabu, 05 Oktober 2011

Organisasi Siswa Intra Sekolah


Dalam upaya mengenal, memahami dan mengelola Organisasi Intra Sekolah (OSIS) perlu penjelasan mengenai pengertian dan peranan tentang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Dengan pengertian dan peranan yang jelas akan membantu para pembina pengurus dan perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS ini sesuai dengan fungsinya.

A. Pengertian, OSIS, meliputi:

1. Secara Sematis

Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS. Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi, siswa, intra, sekolah:

Masing-masing mempunyai pengertian:

a. Organisasi

Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan atau kelompok ke rjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.

b. Siswa

adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

c. Intra

adalah berarti terletak didalam dan di antara. Sehingga OSIS berarti suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.

d. Sekolah

adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan bersinambungan.

2. Secara Organisasi

OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian / alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.

3. Secara fungsional

Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya di bidang pembinaan kesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaa, di sampig ketiga jalur yang lain yaitu : Latihan Kepemimpinan, Ekstrakurikuler dan Wawasan Wiyatamandala.

4. Secara Sistem

Apabila OSIS dipandang suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya mencitapakan suatu organisasi yang mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok:

a. berorient asi pada tujuan.
b. memiliki susunan kehidupan kelompok
c. memiliki sejumlah peranan.
d. terkoordinasi dan
e. berkelanjutan dalam waktu tertentu.

B. Peranan

Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi dan peranan. Demikianlah pada OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pola beberapa peranan atau fungsi dalam mencapai tujuan.

Sebagai suatu organisasi perlu pula memperhatikan faktor-faktor yang sangat berperan, agar OSIS sebagai organisasi tetap hidup dalam arti tetap memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembagan. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar OSIS tetap eksis yaitu:

1. Sumber daya
2. Efisiensi
3. Koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan
4. Pembaharuan
5. Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar
6. Terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen.

Berdasarkan prinsip-prinsip organisasi tersebut agar OSIS selalu dapat mewujudkan peranannya sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan perlu di pahami apa sebenarnya arti, peran dan manfaat apa saja yang diperoleh melalui OSIS tersebut.

Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan OSIS dalam rangka pembinaan kesiswaan.

Sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan, peranan OSIS adalah:

1. Sebagai Wadah

Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di Sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. Oleh sebab itu OSIS dalam mewujudkan fungsinya sebagai wadah. Wahana harus selalu bersama-sama dengan jalur lain, yaitu latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan wawasan wiyatamandala. Tanpta seling berkerjasama dari berbagai jalur, peranan OSIS sebagai wadah tindakan berfungsi lagi.

2. Sebagai Penggerak / Motivator

Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan, semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS akan tampil sebagai penggerak apabila para pembina, pengurus mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi perubahan, memiliki daya tangkal terhadap acanaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang paling penting memberikan kepuasan kepada anggota. Dengan bahasa manajemen OSIS mampu memainkan fungsi intelektual, yaitu mampu meningkatkan keberadaan OSIS baik secara internal maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi demikian sekaligus OSIS berhasil menampilkan peranannya sebagai motivator.

3. Peranan yang bersifat preventif

Apabila peran yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakan sumber daya yang ada secara eksternal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan, seperti : menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar. Peranan Preventif OSIS akan terwujud apabila peranan OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan.
Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air.
3. Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur.
4. Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan.
5. Meningkatkan ketrampilan, kemandirian dan percaya diri.
6. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
7. Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni.



* Alasan saya untuk mengikuti Organisasi Siswa Intra Sekolah karena saya bisa menjadi lebih luas pengetahuannya.,pengaruh dari saya mengikuti OSIS  tersebut, saya dapat pelajaran yang sebelumnya saya belum mengatahuinya.dan pelajaran tersebut dapat saya berikan kepada adik-adik saya.
 


www.gunadarma.ac.id

Jumat, 20 Mei 2011

MANUSIA DAN HARAPAN


Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yabg mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton
tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gaga
justru sedihlah mereka.

 Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bennacani-macant kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.

Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang
anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman.

Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai 
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil raja, semua diatur!” Itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.

Status 
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dan bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia.

 Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai anti khusus bagi hidupnya. la merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.

Manusia dan Kegelisahan

                                                                                                                                                                       
A. Pengertian kegelisahan  

 Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang beraru tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hari maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasa.

 Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut mukanya lain dari bisasanya misalnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertenty sambil menundukkannya kepadalnya memandang jauuh kedeoan sambil mengeoalkan tangannya duduk termenung sambil memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain lain

 Kegelisahan merupakan salah satu ekspresu dari keemasan karena itu dalam kehidupn sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan kekhawatiran ataupunk ketakutan definisi dapat disebutkan, bahwa seseornng memngalami frustaasu karena aa yang didingainkannya tidak tercapata
 Sigmeund freud ahli psikoanalisa berpendapat bawa ada tiga macam kecemasan yang menimpa mansusia yaitu kecemasan kenyataan (objektif) kecemasan neurotic dan kecemasan moril

a. Kecemasaan Objektif

 Kecematan tentang kenyataaan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bhaya dalam dunia luar bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorangyang mengancam ntuk mencelakaakaknnya pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi takut kalau berada dekat benda benda tertentu atau keadaan tertentu di lingkungannya.

For ex jikaseorang wanita yang pernah trauma dengan kecoa, maka dia akan cenderung takut jika melihat kecoa. Namun ada orang dengan reaksi membalik. Karena ia mendendam maja ua berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagi pelampiasannya. Misalnya seperti ayng ada di Film Forbidden Party, a.k.a Invitation only.

 b. Kecemasan Nerotis (Syaraf)

 Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah. menurut Sugmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam.
 Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri atau takut akan id nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seorang yang gelusan , yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat terjaid.
 c. Kecemasaan Moril
 Kecemasan moril sidebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam macam emosi antara lain: iri, benci dendam dengki dan marah gelisah cinta dan rasa kurnag percaya diri.
 Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang canntik maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan segingga kawan kawannya lebih diniliai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menimbulakan kecemasan moril

 B. Sebab Sebab orng Gelisah

 Sebab sebab orang gelisah pada dasarnya adalah karena takut kehilangan hak nya
 Hal itu adalah akibat dari ancaman, ntah ancaman dari dalam maupun ancaman dari luar.

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

Manusia dan tanggung jawab adalah satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan,dari kehidupan bermasyarakat.mari kata lihat pengertian dari Manusia Dan Tanggung Jawab
Manusia merupakan mahluk individual (pribadi), manusia juga mahluk sosial (berkmasyarakat) dan manusia juga merupakan mahluk pengabdi dalam batasan seorang hamba (religi) artinya adalah manusia itu sendiri sebagai mahluk tuhan. Jika ditinjau dari definisi manusia dari aspek tersebut diatas maka tidak akan terlepas peranan manusia di dunia ini yang mencakup ketiganya secara sederhana namun kompleks. Sehingga dari pernyataan dan definesi tersebutlah dapat disimpulkan bahwa manusia adalah mahluk pembelajar.

Tanggung jawab merupakan aktualisasi dan perwujudan dari sikap sadar seorang yang dikatakan manusia. Jika manusia melakukan suatu hal dengan resiko dan penyelesaian masalahnya dilakukan dalam keadaan tidak sadar, baik sakit atau pengaruh obat – obatan maka tidak dapat dikatakan sebagai si tanggung jawab. Sadar memiliki pengertian tahu, pengertian dan ingat sehingga kesadaran dapat didefinisikan sebagai pengertian dan rasa ingin tahu manusia terhadap hal yang benar baik terhadap sikap dan perbuatannya. Dimana kesadaran manusia sangat berkaitan erat denga hati dan pikiran yang terbuka dan mau menerima sejumlah informasi dan ilmu pengetahuan serta hal – hal yang benar.

Dan bertanggung jawab dalam kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Disini kita bisa lihat suatu cerita tentang, bagaimana manusia dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam kehidupan bersama alam.

Ketika Alam Mulai Enggan

HARI itu keceriaan masih memancar dari wajah Imam Wahyudi, bocah berusia 15 tahun, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Desa Nyabakan Barat, Kecamatan Batang-batang, Sumenep, Jawa Timur. Bersama 15 orang temannya, Imam mencangkul tanah di dekat sebuah bukit kecil. Tanah hasil cangkulan ini rencananya akan mereka bawa untuk meninggikan lapangan volly di desanya. Namun keceriaan itu sirna seketika bersama datangnya longsoran tanah yang tak diduga itu. Imam tertimbun longsoran tanah. Teman-temannya langsung mencari Imam walau hanya mengandalkan cangkul yang mereka bawa. Pencarian selama sejam memang tak sia-sia. Mereka berhasil mendapatkan temannya. Namun sayang, Imam tak bernyawa lagi.

 Kisah Imam Wahyudi sesungguhnya hanyalah satu dari sekian kisah, kejadian, pengalaman bahkan tragedi yang terjadi di negri ini, bukti adanya keretakan hubungan manusia dengan alamnya. Entah sudah berapa nyawa yang hilang akibat banjir, entah sudah berapa rumah yang ambruk akibat longsor. Lihatlah, pemberitaan media akhir-akhir ini tak pernah sepi dari bencana alam. Tentu ada yang melihat ini hanya sebagai gejala alam. Tapi banyak pula yang menyadari bahwa keserakahan manusia dalam mengeksploitasi alam secara berlebihan turut memberi andil yang berarti dalam berbagai peristiwa alam. Maka syair Ebiet G. Ade, Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita, tentu sangat menarik untuk direnungkan.

Sebab sesungguhnya sejarah mencatat bahwa hubungan manusia dengan alamnya begitu romantis. Bahkan nenek moyang kita sangat menyatu dengan alamnya. Demikianlah kebudayaan-kebudayaan bahkan agama-agama manusia sesungguhnya sangat menghormati alam sebagai bagian dari keutuhan hidup.

 Namun waktu berubah, manusia makin serakah dan keharmonisan hubungan manusia-alam itu perlahan pudar. Berbagai peristiwa bencana alam kiranya membuka mata hati kita untuk menyadari bahwa memang alam mulai enggan bersahabat dengan kita. Sekali lagi, keserakahan manusia memainkan peran yang cukup berarti di sini.

 Berbagai penelitian dan data yang ada membuktikan bahwa kondisi alam atau tepatnya kerusakan alam merupakan persoalan serius yang tak bisa dipandang sebelah mata. Sebut saja penelitian terbaru yang dilakukan Universitas Adelaide. Empat negara yakni Brasil, Amerika Serikat, Cina dan Indonesia dinyatakan sebagai negara paling berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan di muka bumi. Ada tujuh indikator yang digunakan untuk mengukur degradasi lingkungan yakni penggundulan hutan, pemakaian pupuk kimia, polusi air, emisi karbon, penangkapan ikan, ancaman spesies tumbuhan dan hewan, dan peralihan lahan hijau menjadi lahan komersial seperti mal, pusat perdagangan dan perkebunan.

 Kiranya hasil penelitian itu tidaklah berlebihan. Sebab data yang dikeluarkan Departemen Kehutanan RI tentang laju deforestasi (kerusakan hutan) periode 2003-2006, cukup memprihatinkan yakni mencapai 1,17 juta hektar pertahun. Dari total luas hutan di Indonesia yang mencapai 180 juta hektar, sebanyak 21 persen atau setara dengan 26 juta hektar telah dijarah total sehingga tidak memiliki tegakan pohon lagi. Artinya 26 jutahektar hutan di Indonesia telah musnah. Selain itu, 25 persen atau setara dengan 48 juta hektar juga mengalami deforestasi dan dalam kondisi rusak akibat bekas area HPH (Hak Penguasaan Hutan). Dari total luas hutan di Indonesia, hanya sekitar 23 persen atau setara dengan 43 juta hektar saja yang masih terbebas dari deforestasi sehingga masih terjaga dan berupa hutan primer.

 Laju deforestasi hutan di Indonesia paling besar di sebabkan oleh kegiatan industri, terutama industri kayu yang telah menyalagunakan HPH yang diberikan sehingga mengarah pada pembabatan liar. Penyebab laju deforestasi lainnya ialah pengalihan fungsi hutan (konversi hutan)menjadi perkebunan. Konversi hutan menjadi area perkebunan (seperti kelapa sawit), telah merusak lebih dari 7 juta hektar hutan sampai akhir 1997.

Disadari atau tidak, deforestasi telah memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kehidupan kita. Penebangan hutan yang mengesampingkan pelestarian mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang pada akhirnya menimbulkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Dampak buruk deforestasi lainnya ialah terancamnya kelestarian satwa dan flora di Indonesia.
 Melirik hasil penelitian dan data-data yang ada sambil melihat pengalaman konkret sebagaimana dialami Imam Wahyudi dan berbagai peristiwa serupa, kiranya tak ada pilihan lain kecuali mengembalikan keharmonisan hubungan kita dengan alam. Dalam hal ini, peran semua pihak tentu dituntut, entah pemerintah, swasta maupun masyarakat luas.

 Pemerintah misalnya, perlu mengembangkan upaya pelestarian sumber daya alam secara berkelanjutan melalui kegiatan konservasi. Penegakan hukum terhadap pelaku penebangan liar (illegal logging) pun penting untuk mencegah kerusakan hutan lebih lanjut. Perusahaan swasta yang mendapat ijin pemerintah hendaknya tidak hanya menjalankan eksploitasi dan menyerahkan regenerasi tanaman pada alam melainkan turut memperhatikan upaya pelestarian alam. Tuntutan yang sama pun tentunya dialamatkan kepada masyarakat luas. Selanjutnya hal-hal kecil seperti tidak membuang sampah di daerah aliran sungai (DAS), tidak mengotori udara dengan asap kendaraan bermotor yang berlebihan, mesti terus ditumbuhkembangkan sebagai sisi lain upaya membangun kembali keharmonisan dengan alam.

 Tentu, alam diperuntukkan bagi manusia. Tapi tanggung jawab manusia atas alam pun kiranya menjadi tuntutan mutlak. Maka membangun pusat perbelanjaan untuk sebuah kemajuan misalnya, tentu baik. Tapi lebih baik lagi jika penebangan hutan dibarengi dengan upaya peremajaan (regenerasi) tanaman. Jika ini sudah menjadi bagian dari kesadaran kita, tentu kisah Imam Wahyudi tak akan terulang begitu saja karena alam telah bersahabat dengan kita sebagaimana kita menghormatinya.

 Jadi saya menyimpulkan dari tema kita ”Manusia dan Tanggung jawabnya”.Saya kira semua manusia yang terlahir di dunia memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Tanggungjawab ini lah yang harus kita emban dengan rasa harus diselesaikan dengan cara seharusnya. Setiap manusia adalah pemilik tanggung jawabnya sendiri, maka dari itu jadilah manusia yang bertanggung jawab!!

Minggu, 17 April 2011

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

1. Pandangan Hidup

Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
1.     Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
2.     Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
3.     Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
4.    Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
5.    Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.

2. Cita-Cita

Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup.Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “ Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua.
Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
- Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
- Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.

3. Kebajikan

Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
a.     Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
b.     Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
c.     Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.



4. Sikap Hidup

Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini.Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang negatif. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Atau apakah kita mempunyai sikap yang apatis?.
Sikap itu ada didalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu.orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya.
Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.

Ada tujuh sikap etis, yaitu :
- sikap lincah - sikap arif
- sikap rendah hati - sikap berani
- sikap tenang - sikap halus
- dan sikap bangga
- Sikap non etis atau sikap negatif, yaitu :
- sikap kaku - sikap takut
- sikap gugup - sikap kasar
- sikap angkuh - sikap dan sikap rendah diri
Sikap-sikap ini harus dijauhkan dari diri pribadi-pribadi., karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa.

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawaciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya.
Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.
Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.
Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut “ sesuatu dan kekuatan diluar dirinya “. Ternyata keduanya adalah “ Agama dan Tuhan “. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia yang memahaminya, sehingga banyak orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas dasar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya. Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal urusan agama adalah urusan akal, Ternyata, pandangan hidup sangat penting. Baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat. Dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan akal bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita adalah suatu kebutuhan. Bukan kebutuhan sesaat seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya. Melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi. Sebab setiap saat kita memerlukan perlindungan TUHAN YANG MAHA ESA dan petunjuk agama sampai diakhir nanti..