Welcome In My Blog
Senin, 31 Oktober 2011
Konflik Dalam Suatu Organisasi
Rasanya tidak etis lagi konflik diciptakan untuk mencapai tujuan , sebab tujuan yang dicapai melalui managemen konflik pasti hanya berorientasi untuk kepentingan individu atau golongan saja. Namun, tidak dapat dicegah lagi bahwa konflik dalam suatu organisasi pasti terjadi.
Seorang manager dan setiap individu dalam organisasi harus sadar dan memahami bahwa konflik yang sering terjadi di dalam organisasi merupakan sesuatu yang alami. Mengapa? Karena organisasi mempunyai tugas yang sangat komplek dan uraian tugas didistribusikan kepada setiap unit organisasi selalu bersinggungan. Selain itu, memang organisasi terdiri atas individu-indivudu yang masing-masing memiliki sikap dan kepribadian yang unik yang tidak mudah untuk dipertemukan.
Jadi tidak mengherankan apabila konflik dikatakan sebagai bagian dari kehidupan berorganisasi. Atas dasar itu, suatu tindakan untuk mengelola konflik sebenarnya sudah dapat dipersiapkan agar konflik yang terjadi tidak berlebihan dan tidak menimbulkan dampak buruk terhadap kinerja dan produktivitas organisasi.
Uraian tugas dari setiap organisasi umumnya bersinggungan satu dengan yang lain. Hal ini dapat dipahami karena organisasi merupakan suatu sistem. Dalam suatu sistem antar unit saling berinteraksi dalam proses transformasi dari input ke output pekerjaan. Dengan demikian, sesungguhnya tujuan organisasi hanya dapat dicapai dengan baik apabila setiap unit mampu mengembangkan kerjasama. Koordinasi yang mantab harus diciptakan, ”apa” yang harus dikoordinasikan kepada ”siapa” juga harus jelas. Untuk meningkatkan kinerja setiap unit, manager dituntut untuk menciptakan suatu tatanan yang memungkinkan setiap unit mampu dan mau mengerahkan segala daya yang dimiliki untuk mencapai kinerja yang tinggi. Dalam koordinasi terjadi hubungan, baik hubungan antar unit maupun antar individu, yang potensial untuk menimbulkan konflik. Sampai sejauh mana batasan suatu pekerjaan boleh diselesaikan atau harus diselesaikan oleh unit kerja yang satu, untuk kemudian ditransfer ke unit yang lain, perlu dipahami bersama. Hal ini penting karena mengandung implikasi dalam penggunaan dana yang terkait dengan penyelesaian suatu pekerjaan.
Demikian juga perlu dipahami bersama, kapan suatu pekerjaan harus diselesaikan agar tidak terjadi penghambatan pekerjaan di pihak unit yang lain. Tidak jarang terjadi, suatu pekerjaan yang diselesaikan oleh unit tertentu menimbulkan ketidakpuasan di pihak unit organisasi yang lain. Setiap individu memiliki sikap dan kepribadian yang berbeda. Sikap dan kepribadian ini akan menentukan derajat timbulnya konflik dalam organisasi. Suatu organisasi yang dihuni oleh individu yang tidak memahami tujuan organisasi, individu yang temperamental, individu yang self oriented, dan lain sebagainya lebih mudah memunculkan konflik. Harus dipahami bahwa setiap individu memiliki persepsi yang berbeda terhadap tujuan organisasi. Individu juga memiliki tujuan dan harapan yang berbeda. Sulit untuk menempatkan tujuan individu dalam kerangka tujuan organisasi. Demikian juga, sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya apabila tujuan individu tidak dapat terpenuhi melalui pencapaian tujuan organisasi. Lantas, bagaimana melakukan solusi atau setidaknya meminimalisasi agar konflik yang terjadi secara alami dalam organisasi dapat diatasi dan tidak menimbulkan dampak buruk yang berkepanjangan. Terdapat beberapa tindakan termasuk, antara lain, berikan pemahaman bahwa tidak semua konflik buruk dan bangun komunikasi yang efektif.
Tidak semua konflik buruk. Ini bukan berarti bahwa kita boleh menciptakan konflik. Konflik alami yang muncul harus dilihat sebagai indikasi bahwa dalam menjalankan roda organisasi masih terdapat kelemahan. Munculnya konflik juga pertanda bahwa organisasi sedang mengalami counrtsletting yang tentu saja harus segera diperbaiki. Melalui proses learning to learning organisasi akan menjadi lebih dewasa. Tujuan organiasasi dapat dicapai dengan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terlibat. Kerjasama yang baik menuntut adanya komunikasi yang efektif.
Untuk hal ini harus jelas dan perlu disetujui baik secara formal maupun informal, mengenai isu apa yang perlu dikomunikasikan, siapa yang memiliki informasi, kepada siapa hal tersebut dikomunikasikan, dan bagaimana mengkomunikasikannya. Hal-hal ini harus dipahami dan disetujui oleh individu dalam organisasi. Kemudian, tinjaulah apakah cara-cara komunikasi yang telah dilakukan efektif atau tidak. Upaya perbaikan dilakukan melalui pertemuan secara periodik, mingguan atau bulanan. Lakukanlah pertemuan dengan baik. Perlu didiskusikan konflik apa dan di bagian mana sering terjadi konflik atau rawan konflik, untuk kemudian dapat dipersiapkan langkah-langkah antisipasi jika konflik tersebut benar-benar muncul.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar